Ketika ada sahabat muslimah yang bertanya, “ketika aku menghitung nikmat yang diberikan Allah SWT, semakin ku hitung jumlahnya, selalu berubah, apa yang harus dilakukan? Apakah ada sahabat yang bisa membantu menghitungnya?” Sesungguhnya nikmat Allah tidak akan bisa kita hitung karena begitu banyak, berlimpah dan tidak terhitung jumlahnya. Udara yang kita hirup, air yang kita minum, segala tumbuh-tumbuhan, hewan yang disediakan untuk kita, badan ini, Allah telah memberikan kelengkapan untuknya, otak ini Allah telah memberikan kita kemampuan berfikir, dan masih…masih banyak lainnya. Artinya yang bisa kita lakukan sekarang adalah Bersyukur dan terus Bersyukur kepada Allah, kuncinya adalah nine golden habits atau Sembilan kebiasaan emas.
Seperti apakah itu? Pertama, tingkatkan ibadah kita kepada
Allah SWT. Tingkatkan agar semakin tertib, dan anjuran bagi kita untuk shalat berjamaah
lebih baik agar mendapatkan pahala 27 derajat. Kita bisa lakukan shalat wajib
di masjid dan menghiasi shalat sunah di rumah. Meskipun bagi seorang muslimah
tidak diwajibkan melaksanakan shalat di masjid. Dengan berjamaah terdapat peran
imam dan makmum, sebagai makmum bertugas mengikuti semua gerakan imam, menjadi
makmum lebih ringan dibanding imam, karena penentu nilai shalat imam yang
menentukan. Jika imam melakukan kesalahan maka membuat nilai shalat berkurang
atau bahkan rusak. Oleh karena itu yang menjadi seorang imam adalah mereka yang
memiliki kemampuan baik dari kecerdasannya, makhraj bacaannya, ilmunya paling
tinggi dibanding makmumnya.
Berikutnya, kebiasaan emas yang kedua adalah tingkatkan puasa
(baik wajib ataupun sunah). Manfaat berpuasa adalah membantu memperbaharui sel,
hormon, membuang racun, dan meningkatkan kepedulian social. Sama halnya ketika menjadi seorang pemimpin,
hendaknya seorang pemimpin adalah orang yang pertama merasakan kesedihan, akan
tetapi orang terakhir yang menerima kebahagiaan, sangat dianjurkan bagi para
pemimpin untuk berpuasa, menahan lapar, dahaga, hawa nafsu.
Selanjutnya, kebiasan emas yang ketiga adalah kepedulian
terhadap ZIS, yaitu zakat, infaq, sedekah. Zakat profesi 2,5% misalnya, Islam
mengajarkan kita untuk menjadi pribadi dengan mental pemberi. Keempat, berakhalaqul
karimah ala Rosulullah. Islam itu indah, dan perilaku yang ditunjukkan Nabi
Muhammad SAW menjadi tauladan atau akhlaq kita terhadap sesama. Kelima, membaca
Al Quran minimal 1 hari 1 juz, atau jika tidak setiap hari tapi rutin,
continuitas penting sekali dan dicintai oleh Allah SWT. Keenam, budaya Iqra,
membaca buku-buku yang bermanfaat minimal 1 jam. Atau minimal 1 minggu melaksanakan
3 kali pengajian.
Kemudian ketujuh, Berjamaah unruk berorganisasi (emotional collective), contohnya Masjid
Jogokaryan yang mengingatkan lewat SMS jamaahnya untuk shalat tahajud. Kedelapan,
mengenal lingkungan social dengan baik. Dan terakhir atau kesembilan, kebiasaan
emas adalah berfikir positif dan berbaik sangka kepada Allah. Semoga dengan ke Sembilan
kebaikan emas tersebut kita menjadi pribadi-pribadi yang pandai bersyukur. Amien.
0 Comments