Pemimpin Bijak

By poetry - 21.09

Ketika banyak sekali cerita mengenai usaha pembebasan lahan atau tanah yang diwarnai dengan kekerasan, kesedihan, pemaksaan, ustadz saya bercerita pada zaman dahulu ketika seorang khalifah terkemuka ingin membuat sebuah jembatanyang menghubungkan dua kawasan yang terpisah, setelah melakukan studi kelayakan dan mempertimbangkan keuntungan serta kerugian, serta guna untuk meningkatkan perekonomian masyarakat kedua kawasan, ada sebuah tanah rumah penduduk yang dilewati pembuatan jembatan tersebut, mau tidak mau harus menggunakan tanah tersebut untuk pembangunan jembatan. Khalifah menugaskan kepada bawahannya untuk berdialog berbicara dengan si pemiliki lahan tanah. Seorang laki-laki tua pemilik dari tanah tersebut menyetujui untuk menjual tanah seharga 10 dinar, meskipun menurut pertimbangannya jikalau tanah itu akan dibeli 5 dinar, petani itu tetap mau. Ketika khalifah mendapatkan laporan dari bawahannya iapun ingin bertemu dengan petani itu, sesampainya dikerajaan petani bertemu dengan khalifah perasaan cemas, khawatir berkecamuk didalam hatinya. Ketika bertemu, sang khalifah segera menyapa petani dan bertanya apakah benar petani itu telah menjual tanah tersebut dengan harga 10 dinar. Dengan wajah berseri-seri seraya mengucapkan terima kasih khalifah berkata kepada petani, bahwa tanah yang dijualnya dengan harga murah tersebut , akan mendapatkan tambahan 9 kali lipat dari harga yang ditentukan karena petani telah rela memberikan tanah dengan harga yang murah.

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments