Ketika ruh akan ditiupkan ke janin, Allah telah berjanji bahwa Allah menciptakan manusia sebaik-baik makhluk (bayi lahir suci tanpa dosa). Selanjutnya terbentuknya pribadi anak tergantung tumbuh kembang anak dilingkungan yang bagaimana, serta peran orangtua dalam mendidik anak tersebut. Mengajarkan kepada anak bahwa kita hidup harus bersosialisasi terhadap keluarga, tetangga dan masyarakat. Mengajarkan kepada anak bagaimana menjadi pribadi yang utama, termasuk pribadi yang memahami bahwa orang beramal tanpa dilandasi keimanan atau agama, bagaikan debu diatas batu. Saya bertanya kepada diri saya sendiri, mampukah saya menjalaninya? Islam mengatakan bahwa kita harus bersikap optimis, dalam mengarungi kehidupan ini, hilangkan prasangka buruk dan husnudzon (berfikir positif) pada Allah SWT.
Dengan dikirimkannya seorang Nabi Muhammad SAW untuk ditugaskan membenahi akhlaq manusia. Petunjuk Allah berupa Al Quran dan Al Hadist dibawanya memberikan kemudahan bagi kita dalam mencari pegangan hidup Tali Allah. Oleh karena itu sudah sewajibnya kita bersyukur atas segala kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT.
An Nisaa' 79, “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.”
Dari petikan ayat Al Quran tersebut, dapat dicermati bahwa didalam kehidupan apa saja yang kita rasakan membahagiakan atau kedamaian berarti itu ridho dari Allah SWT tetapi jika sebaliknya, perasaan takut, was-was, sedih, itu semua karena ulah manusia sendiri.
0 Comments