Bukan Muhrim

By poetry - 19.00

Ternyata salah kaprah bisa menjadi masalah. Bagaimana tidak, waktu itu pagi hari saya mendapat kabar dari seorang ibu yang mengatakan bahwa anak perempuannya mengeluh kala suaminya bersikap kurang menyenangkan, dan membuat anak ibu tersebut sakit hati. Sebabnya cuman satu, ternyata sang suami mengatakan kepada istri, yang baru dinikahi beberapa waktu lalu perkataan "bahwa suami bukanlah muhrim bagi istri". Mendengar cerita tersebut sang ibu merasa kesal dan marah. Mari kita bicarakan terlebih dahulu soal problem yang satu ini pokok permasalahan adalah muhrim. Dan ini kerap terjadi dalam kehidupan kita.

Sebelumnya kita pahami terlebih dahulu dasar hukumnya dalam Al Quran:“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.

Pengertian Muhrim adalah yang kita boleh berjumpa bebas dengannya tanpa perlu jilbab atau pakaian tertutup, boleh jumpa misalnya dengan celana pendek, atau pakaian bebas lainnya, dan bila bersentuhan tak batal wudhu, dan haram menikah dengan mereka, mertua juga termasuk muhrim, anak-anak mertua termasuk muhrim yg tidak abadi. Artinya jika suami wafat, maka perempuan/anda boleh menikah dengan saudara suami anda yang laki-laki. Tapi selama suami masih hidup, mereka termasuk muhrim, haram menikah dengan mereka.

Memang benar, Istri bukanlah muhrim bagi suami, tapi istri adalah pasangan hidup yg telah Allah halalkan bagi suami untuk mengumpulinya, dan suami adalah imam istri. Ketika suami istri berjamaah para penghuni langit gembira. Tapi di masyarakat istilah ini memang sudah kadung salah kaprah, bahwa suami itu muhrim. Kata muhrim saja sebenarnya juga salah yang benar mahrom.

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments