Berlaku jujur adalah keharusan. jujur membawa kebaikan, kejujuran membawa manusia ke surga, didunia ini tentu sepakat tentang universalitas nilai kejujuran, orang yang jujur didunia pasti dicintai oleh keluarga, tetangga, teman, masyarakat, seluruh penghuni langitpun pasti akan mencintai dan Allah telah menjanjikan surga padanya, Sedangkan terhadap dusta, kita harus waspada, dusta membawa kedurhakaan, durhaka membuat kita dijauhi, dan penghuni langit membenci ini apalagi Allah SWT. Mari kita buka hati untuk menumbuhkembangkan kejujuran, lebur kepribadian dalam kejujuran, pribadi besar menunjunjung tinggi nilai kejujuran, jangan ada dusta diantara kita.
Suatu ketika terjadi perbedaan pendapat diantara anggota ekspedisi yang akan melakukan shalat ashar, ada sebagian orang yang melaksanakan ditempat tersebut karena waktu shalat ashar dirasa akan habis, sedangkan yang lain sesuai dengan pesan Rosulullah melaksanakan shalat ditempat tujuan. Meskipun terjadi perbedaan pendapat, hati para ekspedisi ini tetap satu. Ketika sampai ditempat tujuan, mereka bercerita kepada Rosulullah, mengetahui hal ini Rosulullah tidak marah ataupun menyalahkan satupun dari mereka, perbedaan pendapat tidak perlu disikapi dengan hati yang panas, dua kubu yang berbeda hendaknya ketika bersepakat maka lebur jadi satu, keputusan bersama harus dilaksanakan bersama, tanggung jawab bersama, rela berkorban. Dengan mencontoh tauladan Nabi Muhammad SAW hendaknya pemimpin di semua lini dapat menghadirkan kesejukan dan kedamaian. Seperti yang ditampilkan para sahabat Nabi, ketika Umar dan Abu Bakar berbeda pendapat, kebesaran jiwa Rosullullah yang mampu memberikan tauladan bagaimana seorang sosok pemimpin ketika mengambil keputusan bukan hanya bersifat adil, bijaksana, wibawa, cerdas , dan menjadikan kemaslahatan umat.
Seorang perempuan tua datang ke Rosulullah ia bertanya "beritahukan kepadaku Ya Rasul, apakah aku akan masuk surga? karena begitu dekatnya maka Rosulullah mengatakan kepada nenek tersebut bahwa "tidak ada orang sepertimu disurga", kemudian nenek itu meratap, merasakan hatinya pilu mendengar perkataan tersebut. Kemudian Rosulullah berkata "disurga tidak ada tua renta seperti dirimu, tapi disurga semua orang dikembalikan dalam usia yang muda. Awalnya Rosulullah membiarkan tafsir yang diterima umatnya, setelah itu ia menegakkan rasa percaya.
Betapa piawai Rosulullah dalam membahagiakan umatnya, membiarkan tafsir yang salah tapi trus memberikan kabar gembira. Kepiawaian Rosulullah menjawab pertanyaan dan menyikapi pernyatan. Begitulah seharusnya juru dakwah meneladani Rosulullah, dakwah bukan hanya menyampaikan tapi memberikan informasi yang benar-benar sampai. Bersungguh-sungguh dalam dakwah adalah keharusan tapi tidak boleh meninggalkan kejenakaan untuk keakraban, untuk mencairkan kebekuan hati dan kepercayaan, gairah belajar motivasi adalah katalisator kerja dakwah, sedangkan indikator dakwah adalah akhlakul karimah, sebaik-baik manusia adalah orang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahiim. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, inayah kepada kita semua.Sehingga kita dapat
berjumpa kali di website Wanita Islam ini, senantiasa dalam keadaan sehat
walafiat. Tak lupa shalawat serta salam
kita haturkan dan tetapkan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya semoga syafaatnya tercurah kepada kita
semua. Amin ya robbal alamien. Pembaca
situs yang dirahmati oleh Allah, kali ini bahasan kita adalah bagaimana
menjadi orang yang pandai bersyukur, mengapa kita harus menjadi orang yang
bersyukur, bersyukur tentang apa saja, dan bagaimana cara kita harus bersyukur.
Bersyukur adalah menerima segala
ketentuan yang Allah SWT berikan kepada kita dengan ikhlas. Dengan menjadi
orang bersyukur kita akan selalu mengisi fikiran dan hati kita dengan pikiran
yang jernih, positif sehingga ketentraman selalu mewarnai diri dan hidup kita.
Apa yang harus dilakukan untuk menjadi orang bersyukur, memahami, menghayati
bahwa kita adalah abdi Allah atau hamba Allah yang bertugas didunia ini untuk
beribadah atau menyembah kepada-Nya.
Melalui segala ciptaan yang sudah
diberikan-Nya, coba kita renungkan, bagaimana Allah meciptakan diri kita, kita
diberikan indera untuk bisa menikmati segala ciptaan Tuhan sekaligus
menggunakan/ memanfaatkan untuk kebaikan hidup dunia dan akherat. Dengan
merenung hal kecil yang selalu kita kaitkan kepada Allah upaya kita selalu
mengingat (dzikir) apa yang sudah Allah berikan kepada kita.
Ketika duduk di depan meja kerja,
kemudian kita memainkan berbagai tut/ tab komputer dengan ke sepuluh jari kita,
kita gerakkan seluruh anggota tubuh untuk menopang semua kegiatan aktivitas kita
sehari-hari, serta kita masih diberikan waktu untuk beraktivitas, memiliki otak
untuk berfikir sehingga bisa menyelesaikan segala pekerjaan kita dengan baik,
"nikmat mana yang akan kau dustakan", begitu banyak nikmat yang tidak
bisa kita hitung satu persatu, kita masih bisa berdiri, masih bisa bicara,
masih bisa bernafas, masih bisa berkeinginan, masih bisa bekerja ataupun
mencari penghasilan untuk kebutuhan hidup, "nikmat mana yang engkau
dustakan".
Kenikmatan apa lagi yang sudah
kita dapatkan memiliki pekerjaan, memiliki pasangan, memiliki buah hati,
memiliki kehidupan pribadi dan sosial, kenikmatan untuk melakukan segala
sesuatu dengan kemudahan yang Allah SWT. Tentunya banyak nikmat yang Allah
berikan kepada kita. Tulisan ini sebagai nasehat bagi diri dan keluarga saya
dan semoga berguna bagi Anda pembaca. Mudah-mudahan kebaikan selalu menyelimuti
hidup kita, hidup sakinah mawadah warohmah, kebahagiaan dunia dan akherat.
Sedangkan untuk bersyukur atas nikmat Allah berupa kesehatan tubuh, mari kita jalankan perintah Allah SWT sebaik-baiknya, dan menjauhi segala larangannya.